Partai Gerindra adalah sebuah partai politik di Indonesia yang didirikan pada tahun 2008 oleh Prabowo Subianto. Partai ini merupakan salah satu partai yang cukup besar dan memiliki pengaruh dalam politik Indonesia. Gerindra memegang prinsip-prinsip nasionalis dan konservatif serta menekankan pentingnya kemandirian ekonomi Indonesia. Partai Gerindra juga menjadi salah satu peserta pemilu di Indonesia dan berhasil meraih cukup banyak suara dalam beberapa pemilu terakhir. Saat ini, Ketua Umum Partai Gerindra adalah Prabowo Subianto dan partai ini menjadi salah satu partai yang mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf pada periode kedua (2019-2024).
Prabowo Subianto adalah seorang politikus dan mantan perwira militer Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Oktober 1951 di Jakarta. Ia adalah pendiri Partai Gerindra dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum partai tersebut. Sebelum terjun ke dunia politik, Prabowo memiliki karier militer yang sukses dan pernah menjabat sebagai Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) serta menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Prabowo terkenal sebagai sosok yang kontroversial karena sejumlah tindakan dan pernyataannya yang kontroversial dalam berbagai konteks. Ia pernah terlibat dalam beberapa kasus pelanggaran HAM pada masa Orde Baru dan juga dituduh terlibat dalam sejumlah kasus politik kontroversial pada era reformasi. Namun, di sisi lain, Prabowo juga dikenal sebagai sosok yang karismatik dan memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan sebagian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan nasionalis dan konservatif.
SEJARAH PRABOWO JADI TNI
Prabowo Subianto bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1974 setelah menyelesaikan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional. Ia kemudian meniti karier militernya di Kopassus, pasukan khusus TNI yang terkenal sebagai pasukan elit dengan tugas-tugas khusus yang sangat sulit dan berbahaya.
Selama kariernya di TNI, Prabowo mengalami banyak pengalaman dan tantangan, baik dalam tugas operasional maupun dalam tugas-tugas staf. Ia dipercaya memimpin beberapa misi operasi militer di dalam dan luar negeri, termasuk dalam operasi penumpasan gerakan separatis di Aceh dan Timor Timur.
Pada tahun 1995, Prabowo dipromosikan menjadi Komandan Kopassus, pasukan elit TNI yang terkenal kekuatannya dan memiliki tugas khusus yang sangat rahasia dan berbahaya. Namun, pada tahun 1998, Prabowo dicopot dari jabatan tersebut oleh Presiden Soeharto setelah terjadi krisis politik dan demonstrasi mahasiswa yang menuntut reformasi di Indonesia.
Meskipun Prabowo telah mencapai pangkat jenderal di TNI, namun ia dikenal sebagai sosok yang kontroversial dan banyak mendapat kritik dari kalangan masyarakat dan aktivis HAM karena dituduh terlibat dalam pelanggaran HAM dan kekerasan pada masa lalu. Meskipun begitu, dukungan Prabowo di kalangan nasionalis dan konservatif tetap kuat, dan ia kemudian terjun ke dunia politik dan mendirikan Partai Gerindra.
PRABOWO SUBIANTO MENANTU SOEHARTO
Prabowo Subianto menikahi Siti Hediati Hariyadi pada tahun 1983. Siti Hediati atau yang akrab dipanggil Titiek Soeharto adalah putri dari Presiden Soeharto, yang saat itu masih menjabat sebagai presiden Indonesia.
Meskipun hubungan keluarga antara Prabowo dan Soeharto terjalin melalui pernikahan dengan putrinya, namun hal itu tidak berarti bahwa Prabowo secara otomatis menjadi mantu Soeharto dan memiliki kedudukan atau pengaruh khusus di dalam pemerintahan Orde Baru.
Namun demikian, terdapat klaim dan spekulasi bahwa hubungan keluarga ini memudahkan Prabowo untuk mendapatkan jabatan dan karier militernya yang cemerlang di TNI. Selain itu, ketika Prabowo dipecat dari jabatannya sebagai Komandan Kopassus pada tahun 1998, banyak yang menduga bahwa hubungan keluarga ini memainkan peran dalam keputusan tersebut.
Namun, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Prabowo secara langsung mendapatkan dukungan atau perlakuan khusus dari Soeharto atau keluarganya dalam kariernya di TNI maupun dalam perjalanan karir politiknya selanjutnya.
PRABOWO MENDIRIKAN PARTAI GERINDA
Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tanggal 6 Februari 2008. Partai ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan alternatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme dan kesejahteraan rakyat.
Dalam pidatonya pada saat peluncuran partai, Prabowo mengungkapkan bahwa Gerindra akan menjadi "partai rakyat yang berjiwa nasionalis" dan akan memperjuangkan nilai-nilai seperti kemandirian ekonomi, keadilan sosial, serta kedaulatan politik dan militer.
Gerindra berhasil meraih suara yang cukup signifikan dalam Pemilu 2009, di mana partai ini berhasil meraih 4,5% suara nasional dan mendapatkan 26 kursi di DPR. Pada Pemilu 2014, Gerindra berhasil memperoleh dukungan yang lebih besar lagi, dengan meraih 11,8% suara nasional dan mendapatkan 73 kursi di DPR. Hal ini menjadikan Gerindra sebagai partai politik terbesar ketiga di Indonesia pada saat itu.
Prabowo sendiri menjadi Ketua Umum Partai Gerindra sejak berdirinya hingga saat ini, dan partai ini menjadi basis dukungan politik yang kuat bagi Prabowo dalam perjalanan karir politiknya.
PRABOWO GAGAL 2 KALI JADI PRESIDEN
Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia sebanyak dua kali, yaitu pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Namun, dalam kedua kesempatan tersebut, Prabowo tidak berhasil meraih kemenangan dan kalah dalam pertarungan pemilihan presiden.
Pada Pilpres 2014, Prabowo mencalonkan diri sebagai capres dari koalisi Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, dan beberapa partai kecil lainnya. Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Dalam pilpres tersebut, pasangan Prabowo-Hatta kalah dalam pemilihan presiden dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai capres dari koalisi Gerindra, Partai Gerakan Indonesia Raya (Perindo), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden. Dalam pilpres tersebut, pasangan Prabowo-Sandi kembali kalah dalam pemilihan presiden dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meskipun tidak berhasil memenangkan pemilihan presiden, namun Prabowo tetap memiliki dukungan politik yang kuat dari pendukungnya dan berhasil membangun citra sebagai tokoh nasionalis dan patriotik yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Pasca kalah dalam pemilihan presiden, Prabowo terus aktif di panggung politik dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Berikut adalah biodata lengkap Prabowo Subianto:
Nama lengkap: Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 17 Oktober 1951
Orang tua: Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar
Pendidikan:
SD Tarakanita 1 Jakarta
SMP Negeri 1 Jakarta
SMA Negeri 4 Jakarta
Akademi Militer Nasional, Magelang, 1970-1974
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Bandung, 1980
Universitas Indonesia, Jakarta, S1 Ekonomi, 1985
Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, S2 Manajemen, 1993
Karier:
Anggota TNI, 1974-1998
Komandan Batalyon Infanteri 328 Kostrad, 1983-1985
Komandan Resimen Infanteri 203 Ari Kostrad, 1986-1988
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus), 1995-1998
Pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), 2008-sekarang
Anggota DPR RI, 2009-2014
Calon Presiden RI dari Partai Gerindra pada Pilpres 2014 dan 2019
Menteri Pertahanan Indonesia, 2019-sekarang
Penghargaan:
Bintang Mahaputera Adipradana, 2000
Satyalancana Dwidya Sistha, 1998
Satyalancana Kesetiaan XXIV, 1997
Keluarga:
Istri: Titiek Soeharto (mantan)
Anak: Didit Hediprasetyo
Posting Komentar untuk "PROFIL BIODATA PRABOWO SUBIANTO, KETUM GERINDRA"